Tutorial Hijab
07.59 |
08.03 |
Label:
سبحان الله.....
19.30 |
RUANG LINGKUP BIMBNGAN DAN PENYULUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kemajuan dalam berfikir dan kesadaran manusia akan diri dan
dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat
kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai
status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi
global telah mendorong manusia untuk terus berpikir, meningkatkan kemampuan,
dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini.
Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu disiapkan
insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang
bermutu, yaitu manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat jasmani dan rohani,
bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional, serta
dinamis dan kreatif. Maka dari itu diperlukan Bimbingan dan konseling.
Bimbingan penyuluhan atau biasa dikenal dengan bimbingan konseling
merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan dalam
belajar, dan dalam karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan
fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku
tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara
individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk
mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan,
membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Dalam bimbingan konseling terdapat tujuan,
fungsi juga prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya, juga
terdapat beberapa jenis bimbingan, sebagai calon pendidik sudah seharusnya
mengetahui semua itu, maka penyusun makalah berusaha memaparkan secara jelas
bagaimana tentang bimbingan konseling atau yang juga kadang disebut dengan
istilah bimbingan penyuluhan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah
kami paparkan, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.2.1 Sebutkan Lima
definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli?
1.2.2 Jelaskan fungsi
bimbingan?
1.2.3 Jelaskan tujuan bimbingan?
1.2.4 Jelaskan
jenis-jenis bimbingan?
1.2.5 Jelaskan
prinsip bimbingan?
1.2.6 Beberapa jenis
layanan dalam masyarakat?
1.1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami
memiliki tujuan dalam pemembahas ini, yaitu:
1.1.1.
Mengetahui
Lima definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli
1.1.2.
Mengetahui
fungsi bimbingan
1.1.3.
Mengetahui
tujuan bimbingan
1.1.4.
Mengetahui
jenis-jenis bimbingan
1.1.5.
Mengetahui
prinsip bimbingan
1.1.6.
Mengetahui
jenis layanan dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1
Lima
definisi tentang konsep dasar bimbingan menurut para ahli
Bimbingan menurut para ahli:
1.
Stoop
dan walquits mendefinisikan bimbingan adalah: proses yang terus-menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam
mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat. (Jamal Makmur Asmani. 2010: 32)
2.
Dr.
Syaiful sagala (2009) bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan dalam bentuk
bimbingan. (Ibid. 2010: 39)
3.
Tolber bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan
dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka
dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam
semua aspek kehidupannya sehari-hari. (Fenti Hikmawati. 2011: 1)
4.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih
baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99),
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
5.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar
individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu
untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
2.2.2
Fungsi
Bimbingan
·
Fungsi
Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara
dinamis dan konstruktif.
·
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
·
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan
dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
·
Fungsi
Penyembuhan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan
upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
·
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
·
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih
dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran,
maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
·
Fungsi
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
·
Fungsi
Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola
berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
·
Fungsi
Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
·
Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan
minat konseli. (Jamal M. A. 2010: 60-64)
2.2.3.
Tujuan
Bimbingan
a.
Merencanakan kegiatan penyelesaian study, perkembangan karier, serta
kehidupannya pada masa yang akan datang
b.
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin
c.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,
serta lingkungan kerjanya.
d.
Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam study, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
a.
Mengenal dan memahami potensi, kekuatan serta tugas-tugasnya
b.
Mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya
c.
Mengenal dan menentukan tujuan, rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut
d.
Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
e.
Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja
dan masyarakat
f.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungan
g.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat,
teratur dan optimal. (A. Juntika Nurihasan. 2007: 8)
2.2.4.
Jenis-Jenis
Bimbingan
Untuk mengetahui jenis-jenis bimbingan, perlu
dipelajari terlebih dahulu tentang masalah-masalah yang dihadapi individu.
Sehingga dengan mengenal masalah-masalah yang dihadapi individu, akan
memudahkan untuk menentukan jenis bimbingan mana yang tepat untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut. (Mulyadi. 2010: 103)
Adapun Jenis-jenis bimbingan dan konseling adalah:
1. Bimbingan Studi/ Akademik (Academic Guidance)
Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang
tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi
kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di
suatu institut pendidikan. Suatu program bimbingan di bidang belajar (akademik)
akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Orientasi kepada siswa
baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum, pengajaran, struktur
organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat.
2. Penyadaran kembali
secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di
sekolah dan selama belajar di rumah, baik secara individu maupun secara
kelompok.
3. Bantuan dalam hal
memilih program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang
menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, dan lain-lain.
Tujuan Bimbingan Akademik diantaranya:
a.
Memiliki sikap dan kebiasaan
belajar yang positif.
b.
Memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar sepanjang hayat
c.
Memiliki keterampilan belajar
yang efektif.
d.
Memiliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
e.
Memiliki kesiapan mental dan
kemampuan untuk menghadapi ujian.
f.
Memiliki keterampilan membaca
buku.
2. Bimbingan Karir
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
individu dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang
sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai
arti yang lebih luas, yaitu bimbingan agar seseorang dapat memasuki kehidupan,
tata hidup dan kejadian dalam kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan
sekolah ke dunia kerja.
Di samping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada
peserta didik dalam jasa pertimbangan akan bekerja atau tidak, dan jika perlu
segera bekerja, baik part-time maupun full-time, memiliki lapangan kerja yang
cocok dengan ciri-ciri pribadi, individu menentukan lapangan pekerjaan dan
memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bimbingan karir merupakan suatu
program yang disusun untuk membantu perkembangan peserta didik agar mengerti
akan dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan
membantu dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.
Tujuan Bimbingan Karier diantaranya:
1. Memiliki
pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
2. Memiliki
pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
3. Memiliki
pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
4. Memiliki
pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
5. Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir.
6. Memiliki
sikap positif terhadap pekerjaan.
7. Memiliki
sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
8. Memiliki
kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan pekerjaan. (Ruslan A. Gani. 1987: 10-12)
3.
Bimbingan
Pekerjaan atau Jabatan (Vocational Guidance)
Bimbingan
pekerjaan atau jabatan bertujuan untuk membantu murid-murid dalam mengatasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan atau jabatan.
Kegiatan dalam
bimbingan pekerjaan meliputi antara lain:
a)
Mengenalkan
berbagai jenis pendidikan atau latihan tertentu untuk jenis pekerjaan tertentu.
b)
Mengenalkan
berbagai jenis pekerjaan yang mungkin dapat dimasuki oleh tamatan pendidikan
tertentu.
c)
Mengenalkan
berbagai jenis pekerjaan dengan segala syarat-syarat dan kondisinya.
d)
Membantu
memperoleh suatu pekerjaan atau pekerjaan sambilan bagi siapa yang
membutuhkannya sesuai dengan kemampuan dirinya.
e)
Membantu
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dalam lapangan pekerjaan
tertentu. (Mulyadi. 2010: 108-109)
2.2.5.
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan
1.
Pengertian Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulaan
dengan satu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya
tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian
teoritik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman-pedoman
dalam pelaksanaan yang dimaksudkan. (Halaen,2002: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang
harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga
dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus
diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ”Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik
dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan.” Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip –
prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan
praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran
pelayanan.
Yang mana
prinsip tersebut berasal dari kajian filosofis, hasil penelitian dan pengalaman
praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam
konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan
bahwa:
a.
Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan,
mempunyai potensi dan pendidikan yang mampu membantu si anak memanfaatkan
potensinya itu.
b.
Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang anak
berbeda dari yang lain.
c.
Bimbingan
merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan
perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d.
Bimbingan
merupakan usaha untuk membantu mereka yang memerlukan.
e.
Bimbingan
adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan
latihan-latihan khusus.
2.
Macam – macam prinsip
bimbingan dan konseling
Prayitno dkk,
dalam bukunya yang berjudul “Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah” (1997), menjelaskan konsep prinsip-prinsip bimbingan
sebagai berikut:
1.
Prinsip
yang berkenaan dengan sasaran layanan.
a)
Bimbingan
dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, agama dan status sosial ekonomi.
b)
Bimbingan
berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)
Bimbingan
dan konseling yang memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu.
d)
Bimbingan
dan konseling memberikan perhatian utama pada perbedaan individu yang menjadi
orientasi pokok pelayanannya.
2.
Prinsip
yang berkenaan dengan permasalahan individu.
a)
Bimbingan
dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental
dan fisik individu terhadap penyesuaiannya di rumah, sekolah, serta kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap
kondisi mental dan fisik individu.
b)
Kesenjangan
sosial, ekonomi, dan kebudayaannya merupakan faktor timbulnya masalah pada
individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan
konseling.
3.
Prinsip
yang berkenaan dengan program pelayanan.
a)
Bimbingan
dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan
individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan
dengan program pendidikan.
b)
Program
bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat
dan kondisi lembaga.
c)
Program
bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan
yang paling rendah sampai tertinggi.
4.
Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
a)
Bimbingan
dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri.
b)
Dalam
proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil yang selanjutnya
dilakukan individu hendaknya atas kemauan sendiri, bukan paksaan dari
pembimbinng/pihak lain.
c)
Permasalahan
individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
d)
Kerjasama
antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua sangat menentukan hasil
pelayanan bimbingan. (Farid Hasyim dan Mulyono. 2010: 78-80)
2.2.6.
Beberapa Bentuk Layanan Dalam Masyarakat
1.
Layanan Dasar Bimbingan
Layanan bimbingan yang bertujuan membantu para individu
mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang
mengacu pada tugas-tugas perkembangan. Misal membantu pemuda menjadi orang
dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
2.
Layanan Responsif
Layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh individu saat ini. Misal membantu
memilih pendidikan yang sesuai
3.
Layanan Perencanaan Individual
Layanan bimbingan yang
bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan,karier, dan sosial pribadinya. Misal bimbingan
pelajaran dengan topik-topik belajar yang efektif.
4.
Dukungan Sistem
Kegiatan manajemen yang bertujua memantapkan, memelihara
dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan
profesional.Misal hubungan masyarakat
5.
Layanan Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang individu beserta latar
belakangnya dihimpun dan didokumentasikan untuk memahami potensi dan kekuatan
serta masalah yang di hadapi individu.
6.
Layanan Informasi
Layanan memeberi informasi yang dibutuhkan individu. Agar
individu memeiliki pengetahuan sehingga lebih mudah dalam membuat perencanaan
dan mengambil keputusan.
7.
Layanan Penempatan
Layanan untuk membantu individu dalam memperoleh tempat
bagi pengembangan potensi yang dimilikinya.
8.
Layanan Konseling
Layanan untuk membantu individu menyelesaikan
masalah-masalah terutama masalah sosial-pribadi yang mereka hadapi.Bersifat
pribadi anatara konseli dan konselor.
9.
Layanan Referal
Layanan melimpahkan masalah yang dihadapi individu kepada
pihak lain yang lebih mampu dan berwenang.
10.
Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut
Untuk menilai pelaksanaan dan keberhasilan layanan
bimbingan yang diberikan. (A. Juntika. 2006: 17-20)
DAFTAR PUSTAKA
.Asmani , J. Ma’mur. Panduan Efektif
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah . 2010 Jogjakarta: DIVA Press
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan
Penyuluhan, 1995.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hallen A., Bimbingan dan Konseling,
2002. Jakarta: Ciputat Pers
Hasyim, Farid. Bimbingan dan Konseling
Religius. 2010. Malang: Ar-Ruzz Media
Hikmawati ,Fenti. Bimbingan Konseling Edisi
Revisi. 2011 .Jakarta: PT. Raja
Grafindi Persada
Juntika,
Achmad. Bimbingan & Konseling. 2006.Bandung : PT. Refika Aditama
Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan
terhadap Kesulitan Belajar Khusus, 2010. Yogyakarta: Nuha Litera
Priyatno,
Ermananti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, 1999. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
08.16 |
PETUNJUK
PENGGUNAAN MEDIA
* Maharah Istima’
1. Menyiapkan media
yang akan digunakan, yaitu miniatur yang berbentuk rumah dan kartu bergambar.
- Bentuk Miniatur Rumah:
- Bentuk Kartu Bergambar:
2. Memperdengarkan
bacaan teks yang sesuai dengan keadaan miniatur rumah yang telah disiapkan dengan
memperlihatkan bagian-bagian yang ada didalam miniatur rumah yang berbentuk
kartu bergambar (ruangtamu, kamar tidur, dapur, kamar mandi).
- Bentuk Teks:
البَيْتُ
البَيْتُ
لِأَحْمَد، هَذَا الْبَيْتِ نَظِيْفٌ وَ وَاسِعٌ، لَوْنُهُ أَسْمَر.
أَمَامَ الْبَيْتِ حَدِيْقَةٌ وَ سُوْرٌ. وَ جَانِبَ الْبَيْتِ شَجَرَةٌ. فِي
الْحَدِيْقَةِ اَلْأَعْشَابُ وَ الْأَزْهَارُ. وَ فِي الْبَيْتِ غُرَفٌ، مِنْهَا
غُرْفَةُ الْجُلُوس، غُرْفَةُ الْنَوْم، اَلْمَطْبَخُ وَ الْحَمَامُ.
3. Bagikan
potongan kertas yang berisi pertanyaan dilengkapi dengan alternatif jawaban
kepada siswa
- Bentuk Tes:
1.
مَا لَوْنُ هَذَا الْبَيْت؟
أ. أَسْفَر ب.
أَحْمَر ج. أَسْمَر
2.
كَيْفَ هَذَا الْبَيْت؟
أ. نَظِيْفٌ وَ وَاسِعٌ ب.
وَسِيْخٌ وَ وَاسِعٌ ج. نَظِيْفٌ وَ
وَسِيْخٌ
3.
مَاذَا جَانِبَ الْبَيْت؟
أ.
بَابٌ ب. شَجَرَةٌ ج. غُرْفَةُ الْجُلُوس
5. Setelah selesai, siswa diminta memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam potongan kertas.
6. Mintalah masing-masing siswa mengumpulkan jawaban.
7. Berikan klarifikasi jawaban terhadap siswa.
1. Menyiapkan media yang akan digunakan, yaitu miniatur yang berbentuk rumah dan kartu bergambar.
- Bentuk Miniatur Rumah:
- Bentuk Kartu Bergambar:
2. Mendeskripsikan
miniatur rumah dan kartu bergambar (ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar
mandi) dengan kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan sederhana, dan siswa
diminta untuk menirukan apa yang diucapkan guru dengan menunjuk pada
bagian-bagian miniatur rumah dan kartu bergambar.
3. Meminta beberapa
siswa untuk membuat dan mengucapkan kalimat sesuai dengan miniatur.
4. Melakukan tanya
jawab dengan siswa dengan media yang digunakan yaitu miniatur rumah dan kartu
bergambar.
5. Meminta siswa
menceritakan tentang miniatur rumah dan kartu bergambar.
6. Meminta siswa
untuk melakukan dialog dengan menggunakan media yaitu miniatur rumah dan kartu
bergambar.
* Maharah Qiro’ah
1. Menyiapkan media yang akan digunakan, yaitu miniatur yang berbentuk rumah dan kartu bergambar.
- Bentuk Miniatur Rumah:
- Bentuk Kartu Bergambar:
2. Membacakan teks
bacaan yang sesuai dengan miniatur secara jelas didepan kelas dengan menunjuk
bagian-bagian yang ada didalam miniatur.
- Bentuk Teks:
سعيد:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
أحمد:
وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَم، اُدْخُلْ
إِلَى بَيْتِيْ!!
سعيد:
شُكْرًا، بَيْتُكَ نَظِيْفٌ وَ وَاسِعٌ.
أحمد:
صَحِيْحٌ، سَأَذْكُرْ لَكَ مَا فِيْ بَيْتِيْ. بَيْتِيْ نَظِيْفٌ وَ وَاسِعٌ. وَ الْحَدِيْقَةُ وَاسِعَةٌ، وَ فِيْهَا
أَزْهَارٌ وَ أَشْجَارٌ وَ أَعْشَابٌ.
سعيد:
نَعَمْ، جَيْدٌ. مُمْكِنْ يَوْمَ الْأُخْرَى سَأَزُوْرُ بَيْتُكَ مَرَّةً أُخْرَى.
أحمد:
تَفَضَّلْ!!!
سعيد:
السَّلاَمُ عَلَيْكُم
أحمد:
وَ عَلَيْكُمُ السَّلاَم
3. Membagikan teks
bacaan kepada siswa dan meminta siswa bergantian membaca teks bacaan yang telah
dibagikan.
4. Meminta siswa
membaca teks dan memahami isi bacaan.
5. Mengajukan
pertanyaan untuk menguji pemahaman siswa setelah membaca teks tersebut dan
mempersilahkan siswa mencari jawaban yang ada dalam teks.
- Bentuk Tes:
1.
لِمَنْ ذَلِكَ
الْبَيْتُ؟
2.
مَنْ يَزُوْرُ
بَيْتُ أَحْمَدُ؟
3.
كَيْفَ ذَلِكَ
الْبَيْتُ؟
4.
هَلْ
الحَدِيْقَةُ وَاسِعَةُ؟
6 6. Memberikan
klarifikasi jawaban terhadap siswa.
* Maharah Kitabah
1. Menyiapkan
media yang akan digunakan, yaitu miniatur yang berbentuk rumah dan kartu
bergambar.
- Bentuk Miniatur Rumah:
- Bentuk Kartu Bergambar:
2. Menjelaskan isi
dari miniatur rumah dan kartu bergambar yang telah disiapkan.
3. Meminta beberapa
siswa untuk menuliskan kalimat seperti yang diucapkan oleh guru dan sesuai
dengan gambar yang ditunjuk.
4. Meminta siswa
untuk menulis karangan sesuai dengan miniatur rumah dan kartu bergambar.
5. Guru memberikan
contoh karangan sesuai dengan yang ada dalam miniatur rumah dan kartu bergambar.
Langganan:
Postingan (Atom)